Tuesday, June 23, 2009

kost?

Pagi itu aku dipanggil bos ku menghadap ke ruangan dia. Tumben kali ini dia sudah memanggilku pagi - pagi amat, yang biasanya dia sendiri nongol di kantor selepas makan siang. “Di.. bapak mendadak ada acara di luar kota, tapi hari ini ada meeting mendadak proyek yang akan di tenderkan bulan depan…” katanya pelan.
Kemudian dia memberikan aku setumpuk berkas - berkas yang harus kubawa. “Minta surat udangan sama Yunita” lanjutnya. “Oh ya.. bapak pergi pakai mobil pribadi saja, jadi kamu bisa pakai mobil dinas bapak” katanya seraya pergi keluar kantor.
Aku pun mengikutinya dari belakang dan mengantar dia sampai di halaman parkir kantor. “Yun.. surat undangan rapat tender mana…?” sapa ku kepada Yunita sekembali ke dalam ruangan. “Oh ya.. kamu katanya harus ikut rapat sama aku… ” gurauku bercanda. “Masa sih… ?” tanya Yunita sekretaris kantor seolah tak percaya.
“Gak kok, aku becanda” sahutku. Tak kusangka Yunita malah memaksa minta ikut rapat, mumpung bapak tidak ada dikantor alasanya. Dengan senang hati akhirnya aku pergi rapat dengan Yunita yang sexy habis. Apalagi pergi rapat naik mobil dinas bos yang tentunya membuat aku tidak perlu berkeringat ditengah - tengah perjalanan.
Dalam perjalanan aku baru tahu alasan sebernarnya Yunita mau ikut rapat. Ternyata sudah sebulan ini dia cekcok dengan suaminya bahkan seminggu yang lalu dia sempat dipukul suaminya, dan dari semenjak dua hari yang lalu suaminya selalu pulang tengah malam dalam keadaan mabuk. Itulah yang membuat Yunita stress akhir - akhir ini. Aku kasihan juga melihatnya.
Sesampai di tempat rapat aku dikejutkan dengan kejadian kebakaran tempat aku rapat sehingga rapat dibatalkan. Aku pun balik setir untuk kembali ke kantor, berhubung keadaan masih agak pagi, aku tawarkan ke Yunita untuk jalan - jalan dulu, muter - muter sambil menghilangkan kepenatan.
Yunita menolak, dia bilang dia pengen menyepi saja di suatu tempat yang bisa membuat dia tenang. Aku putar otak mencari tempat yang tenang. Setelah putar sana putar sini, akhirnya Yunita nyeletuk “Anter aku ke hotel aja, ntar sore biar aku pulang sendiri naik taksi ke kantor”
“Hotel mana ? ” tanyaku. “Awas kamu ketangkep razia yustisi” lanjutku. Rupanya Yunita takut juga. Aku tawarkan tidur di kost-an aku aja, kebetulan kalau jam kantor, kost-an aku sepi.
Awalnya Yunita agak keberatan namun akhirnya dia setuju setelah aku sedikit meyakinkan dia kalau kost-an aku benar - benar sepi.
Tidak sampai setengah jam kemudian, kami sudah sampai di kost. Karena takut baju kantornya lecek, Yunita meminjam kaos oblong ku. Sengaja aku berikan dia kaos oblong putih yang agak transparan supaya lekuk tubuh dia bisa aku nikmati.
Rencananya sebelumnya Yunita tidur di kamarku, sedangkan aku istirahat di kamar sebelah punya temanku. Aku cari akal supaya bisa satu kamar dengan dia. Aku bilang saja kalau kunci kamar temenku ternyata dibawa kerja setelah sempat keluar kamar pura - pura mencari kunci kamar temenku.
Walaupun agak berat hati akhirnya Yunita menerima aku bersama dia dikamar berdua. Dengan sama - sama berbaring Yunita mulai bercerita lebih banyak tentang suaminya. Aku pun mencoba memancing arah cerita menuju ke kehidupan sex dia. Ternyata dia tidak pernah mengalami kepuasan sex secara bathin, artinya dia bercinta dengan suaminya dalam keadaan terpakasa karena suaminya kerap minta berhubungan sex dalam keadaan mabuk.
Aku pun bercerita tentang kehidupan sex ku yang bujang, dengan alasan terlalu sering bekerja dari pagi hingga larut, aku bilang kontolku letoy, apalgi tidak pernah dipakai, kebetulan memang aku tidak punya pacar.
Yunita mencubit aku sambil tersenyum geli saat aku bilang, “gimana mau perkasa, dipake aja ga pernah…!!” Iseng aku nyeletuk, coba periksa dong, biasanya tangan wanita manjur buat ngobatik kontol cowok yang loyo.
Entah setan apa yang merasuki jiwa Yunita saat itu, tiba - tiba dia mengangguk dan meraba kontolku. Padahal sebenarnya kontolku udah tegang dari tadi. Memegang kontol yang besar panjang dan keras punyaky, tiba - tiba muka Yunita berubah memerah.
Langsung saja aku peluk dia dan dia pun tidak menolaknya. Mulai aku ciumin lehernya perlahan, dia merem namun tangannya tetap meremas - remas kontolku. Saat aku mulai menciumi bibirnya, Yunita membalas dengan buas hingga kami bergumul penuh nafsu.
Selang berapa menit kami pun melepas pakaian tergesa - gesa seolah tidak ingin melewatkan waktu sedetikpun untuk bergumul.
Yunita mulai berani menunjukan keliaran nafsu sex nya, dia melakukan blow job, dia lumat kontolku dengan bibir manisnya.
Seolah tak mampu menahan nafsu, Yunita menindihku memelukku dari atas, aku dalam posisi rebah pasrah saja saat dia menciumi dadaku.
Lalu dengan sigap dia memasukan kontolku ke memeknya yang sudah basah menahan aurat. Selanjutnya bisa ditebak, Yunita bergoyang tiada henti dengan liar diatas. Kejadian ini sebenarnya tidak berlansung cukup lama. Yunita berteriak dan mergang keras saat spermakua keluar membasahi memeknya.
Yunita tetap memelukku dengan erat sampai kami berdua tertidur pulas kecapekan. Duh bahagia nya hatiku bisa nge-sex dengan Yunita, primadona di kantorku.

No comments:

Post a Comment