Tuesday, June 23, 2009

rudy

Namaku Rudy. Pada pertengahan kelas dua aku mempunyai seorang cewek,sebutlah namanya Trisna. Orangnya cantik dan sederhana, sungguh kucinta padanya. Kami berpacaran secara sehat dalam arti tidak menjurus ke hal-hal yang lebih jauh.
Pada hari terakhir EBTANAS, kami mendiskusikan masa depan kami. Dan ternyata jalan yang akan kami lalui ternyata berbeda, dia memilih untuk meneruskan kuliah di Solo sedangkan aku lebih senang untuk meneruskan kuliah di Yogyakarta saja karena ortuku menginginkan aku kuliah di sana.
Aku coba untuk mengikuti jalan pikirannya, mungkin dia tidak tahan kalau kuliah di kota kecil. Aku kemudian mencoba untuk beradaptasi dengan Solo. Di Solo, aku mengikuti bimbingan test dan sempat kost di jalan Trenggilis kalau tidak salah.
Tapi pada akhirnya aku menyerah, Solo terlalu panas buatku. Memang di sana semuanya tersedia tapi aku tetap tidak tahan. Mau kos di tempat yang ber AC, semuanya sudah fully booked.
Akhirnya aku dan Trisna memutuskan untuk berpisah karena kami saling menyadari bahwa pacaran jarak jauh tidak akan langgeng. Daripada kecewa besok, lebih baik berpisah saja.
Aku akhirnya kuliah di Salatiga dan mendapat seorang cewek, sebutlah namanya Ajeng, anak Solo. Ajeng pun tidak kalah cantik dan menarik. Hubungan kami lancar-lancar saja dan tidak mendapat gangguan sampai suatu saat aku mengantar Ajeng pulang ke Solo.
HPku berbunyi.Kulihat nomor Solo. Sempat tidak kukenali nomor yang memanggil HPku.Dengan ragu kubuka HPku….Hallo ? Terdengar suara lembut yang amat kukenali….Trisna ! Hatiku sangat gembira tapi segera kukuasai perasaanku demi melihat Ajeng memandangku dengan curiga.
“Hai ! Eh,nanti saja aku telepon balik ,aku sedang nyetir nih !” begitu kilahku.
Setelah Ajeng kuantar, aku segera menelpon balik Trisna. Kudengar dia juga sudah punya cewek juga di Solo.Kami bercerita sampai 1,5 jam dan terpaksakuhentikan sebab telingaku memerah,mungkin karena radiasi hp yang begitu besar.
Trisna ternyata memintaku datang ke rumahnya.Ya,akhirnya aku datang juga dengan perasaan takut karena aku sudah berstatus pacar Ajeng.Dia menganggap akubelum punya siapa-siapa, akupun tidak bercerita apapun padanya. Sikapnya persis sebelum kami putus.
Kami saling berpegangan tangan dan kami lupa diri,kami akhirnya berciuman.Ciuman yang terasa manis sekali.Aku benar-benar merasa bersalah tapi dia tetap tenang-tenang saja.Dia malah mengajak aku ke Yogyakarta.Aku sebenarnya tidak mau menghianati Ajeng tapi jiwa petualanganku timbul.
Esoknya kami pergi juga ke Yogyakarta.Sepanjang perjalanan aku menengok kiri kanan,takut kepergok orang lain.Beruntung kaca filmku V-kool walaupun mobilku hanya Great sehingga orang luar tidak dapat melihat ke dalam.Akhirnya sampai juga ke Yogyakarta sekitar pukul 10.45.”Non…makan dulu,ya ?”,pintaku.
Dia malah menjawab”Ke kosmu saja,aku mau lihat kosmu kayak apa” Aku akhirnya ke kosku dulu.Dia terkagum-kagum melihat kosku yang amat besar. Aku membuka pintu kamarku dan menjatuhkan diriku di kasur.Sambil tiduran kunyalakan TV dengan remote,acaranya pada saat itu Xena kalau tidak salah.Tiba-tiba Trisna juga menjatuhkan diri di sampingku.Aku berkata sambil menggeser tubuhku”Kita sudah nggak pacaran lagi lho non ! ” Dia jawab “Aku tahu kok,tapi aku masih mencintaimu” Dalam hatiku ingin sekali kuiyakan pernyataannya itu,tapi demi melihat foto Ajeng di meja segera kuurungkan.
Dia juga sempat melirik “Pacar barumu,ya ?” Kuanggukan kepalaku dengan mantap.Dan sudah kuduga dia membalikkan tubuhnya ke tembok.Cemburu ! “Kamu juga sudah punya pacar,kan ?
Aku juga tidak cemburu,kok “kataku seraya menaruh tanganku di pinggulnya.Dia akhirnya membalikkan tubuhnya dan merangkulku”Kamu masih sayang sama aku nggak?” Dengan ragu kuanggukan kepalaku dan seharusnya aku tidak melakukan anggukan itu.
Kami akhirnya berciuman.Aku kemudian mengambil minuman di lemari es dan kembali tidur di sampingnya.Trisna segera merebahkan kepalanya di dadaku dan betapa kurasakan buah dadanya tergencet hangat di perutku.Sungguh besar buah dadanya dan baru kusadari itu sekarang.Kurasakan kontolku mulai pelan-pelan berdiri….aduh gimana nih.Aku memaksa bangkit dengan alasan mematikan TV padahal ada remote di sebelahku.kontolku akhirnya normal kembali…ah betapa leganya aku.
Aku kembali membaringkan diriku di sebelah Trisna dan dengan agresifnya tanganku dilingkarkan ke pantatnya sehingga posisiku berhadapan dengannya.Kurasakan juga pantatnya yang padat berisi.Dadaku tepat menggencet buah dadanya yang menggunung.Sungguh,sewaktu SMA tidak pernah kuperhatikan bahwa pacarku punya buah dada sebesar kelapa dan pantat semontok itu.Mungkin waktu itu aku masih lugu.Lama kelamaan kontolku naik lagi dan segera saja aku kembali ke posisi semula sambil berpikir tentang hal-hal yang menyenangkan.
Secara tiba-tiba,Trisna bangkit dan duduk di atas kontolku.Desss….dengan cepat kontolku berdiri “Ko…koko masih sayang sama aku ?” Dengan keringat dingin,aku menjawab ya.Dia akhirnya tersenyum dan kembali ke posisi semula di sebelahku.Ah…leganya !
Setelah itu,dia tiba-tiba bertanya,”Koko nggak mau lihat ?” Aku jawab “Lihat apa” Secara perlahan Trisna mulai membuka kancing pertama blusnya.Aku mulai sadar bahwa pacarku ini sedang nafsu tapi aku teringat ajaran agamaku, Ajengku, ortuku…..Dan aku segera menghardiknya “Tutup kembali,non !
Tutup…” sambil aku memalingkan mukaku.Trisna menangis akan penolakanku.Tangisnya benar-benar menyayat hatiku hingga aku merasa iba.”Sudahlah,non ! Kita belum boleh melakukan itu” Aku merangkulnya dan menyeka air matanya.Ternyata dia masih mencintaiku dan akhirnya kami berciuman lagi dengan posisi aku di bawah dan dia diatas.Kubiarkan saja kontolku berdiri,toh dia sudah tahu.Tapi seharusnya tidak kubiarkan hal itu terjadi.
Saat kami berciuman,tangan Trisna merayap ke bawah dan mengelus-elus kontolku dengan lembut.Tanganku sudah menarik tangannya agar lepas dari kontolku tapi dia tetap ngotot bahkan mulai berani meremas-remas.Aduh….betapa enaknya kontolku yang selama ini hanya aku yang sering mengelusnya sekarang dielus bekas pacarku.Kami berdua mulai kerasukan setan.
Trisna dengan posisi menduduki kontolku,mulai membuka kancing blusnya satu persatu.Dan tampaklah pemandangan yang amat menakjubkan.Betapa besar buah dada Trisna yang masih terbungkus BH.Bahkan BHnya seakan-akan tidak muat dan buah dadanya seakan-akan ingin meloncat keluar.Kemudian ia melepas BHnya dan benar,buah dadanya benar-benar meloncat keluar saking besarnya.kontolku mulai basah.
Buah dada itu begitu bundar dan montok dengan puting yang berwarna kecoklat-coklatan.”Mau netek,ko ?” tanyanya.Sebelum aku menjawab buah dadanya diangsurkan ke depan mulutku dan digeser-geserkan ke pipi dan bibirku.Aku semula bingung tapi karena naluri alamiah manusia,aku ngerti bahwa dia pengin payudaranya ditetek.Segera kulumat putingnya dan tanganku memegang buah dadanya yang sebelah.Rasanya hangat dan kenyal banget.Trisna tampak menikmati adegan bayi menghisap tetek ibu itu.Matanya menutup dan kadang membuka.
Setelah lebih dari 5 menit aku menetek buah dadanya,badanya mulai bergeser ke bawah hingga mukanya tepat berada di depan kontolku yang masih terbungkus celana panjang.Seketika itu aku sadar dan bangkit “Jangan….kita belum boleh melakukannya !” Tapi dia mana mau dengar dan malah mulai membuka celana panjangku.Dan aku sudah pasrah saja ketika dia melucuti celana dalamku.
Antara dosa dan nafsu jaraknya hanya setipis kulit ari memang.kontolku sudah tegang banget.Trisna mulai mengelus-elusnya.Kadang digenggamnya sambil dikocok naikturun.Betapa baru kali ini kurasarakan sensasi seperti ini.Seumur-umur baru kali ini kontolku dipegang oleh orang lain dan dikocok lagi.Kulihat dengan perasaan malu kontolku yang sudah mengeras.
Trisna rupanya sudah ahli,kadang dikocoknya kontolku pelan dan kadang cepat.Kulihat diantara kedua pahaku,Trisna masih asyik dengan mainan barunya.Dan tidak disangka-sangka dia memasukan kepala kontolku kedalam mulutnya.Hmphh….Seluruh tubuhku bergetar hebat.Aduh…betapa enaknya ! Sambil menghisap kepala kontolku,dia terus saja mengocok batangnya.Kemudian dia melepaskan hisapannya dan berkata “Enak,ko ?” Tangannya masih terus mengocok kontolku.Aku tidak dapat menjawab dan mencoba menikmati saja.
Kocokannya dihentikan sesaat dan dia meludahi kontolku.Aku terheran-heran “Biar licin !” katanya sambil meneruskan aktivitasnya.Dia mulai menghisap kontolku semuanya dari batang sampai kepala.Sungguh pintar bekas pacarku ini.Kulihat dengan perasaan nikmat kepala Trisna naik turun menghisap kontolku.
Sesaat kemudian kami berdua sudah telanjang bulat.Tubuh Trisna amatlah proporsional ,putih padat dan berisi,dengan pinggang yang kecil,pantat yang montok dan buah dada yang menggunung indah.Baru kali ini aku pemandangan seindah itu.Aku sempat melihat jembutnya yang rapi berjajar di sekitar lubang vaginanya sementara dia mencopot celana dalamnya.Setelah itu dia menjilat-jilat kedua buah pelirku.
Aku hanya terpejam merasakan kenikmatan yang tiada tara.Trisna akhirnya berhenti dan mulai menduduki kontolku yang basah.Dituntunnya kepala kontolku ke lubang vaginanya.Aku sudah menyerah dan tidak peduli dengan ajaran agama.Bayangan Ajeng melayang-layang dalam benakku…Persetan ! Yang penting enak ! Dan begitu pas,langsung saja pantatnya diturunkan secara perlahan-lahan.Benar-benar surga dunia yang kurasakan.Memang baru pertama kali ini aku melakukan senggama.kontolku terasa terperangkap di belahan daging yang sempit.Trisna terus menaik-turunkan tubuhnya.Buah dadanya bergoyang indah seperti pepaya thailand yang ranum.Aku segera memegangnya.Aduh enaknya ! Tapi tak lama kemudian aku merasa ada yang hendak dimuntahkan dari kontolku.
Padahal baru beberapa menit saja,ya mungkin baru pertama kali.Aku meringis keenakan dan rupanya Trisna tahu itu.”Mau keluar,ko ?” Aku mengangguk saja.Dia cepat-cepat mencabut kontolku dari lubang memeknya dan meletakan batang kontolku diantara belahan dadanya yang dalam .Dijepitnya batang kontolku dan dinaikturunkan dengan irama teratur.
Dan benar ,sebentar saja air maniku muncrat “Nooon…..aduh….aduh” Aku merintih keenakan dan tubuhku bergetar.Creet…cret….cret….banyak sekali ! Trisna hanya tersenyum saja,dibiarkannya air maniku membasahi belahan dadanya yang montok.Digenggamnya batangku kemudian diusap-usapkannya kepala kontolku ke puting payudaranya yang ranum.
Geli sekali rasanya.Aku merasa lemas dan mataku terasa berat.Aku merasakan jantungku berdegup lebih kencang.Trisna menjatuhkan kepalanya kedadaku dan mengatakan bahwa dia ingin kembali kepadaku..

No comments:

Post a Comment